Kamis, 11 Februari 2010

Kategori intelegent

Kategori intelegent yang diusulkan oleh Howard Gardner adalah:

1. Kecerdasan linguistik

Adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Jenis kecerdasan inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odysey karya Homeros, dan Kisah Seribu Satu Malam dari Arab. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata (pun), dan tongue twister. Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra. Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara jelas.

2. Kecerdasan logis-matematis

Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram komputer. Newton menggunakan jenis kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus. Demikian pula Einstein ketika ia menyusun teori relativitasnya. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.

3. Kecerdasan spasial

Adalah kecerdasan yang mencakup kemampuan berpikir dalam gambar, serta kemapuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir, pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.

4. Kecerdasan musikal

Adalah kecerdasan yang ditandai dengan kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Bach, Beethoven, atau Brams, dan juga pemain gamelan Bali atau penyanyi cerita epik Yugoslavia, semuanya mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan musikal juga dimiliki oleh orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.

5. Kecerdasan kinestetik-jasmani

Adalah kecerdasan fisik, yang mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh, dan keterampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Demikian pula Charlie Chaplin, yang memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance sebagai “Little Tramp”. Orang dengan kecerdasan fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.

6. Kecerdasan antarpribadi

Adalah kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Direktur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini, sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggungjawab sosial yang besar seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli. Namun mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan guru yang ulung.

7. Kecerdasan intrapribadi

Adalah kecerdasan dalam diri sendiri. Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi, dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain.

(sumber: Atosokhi, A.G, dkk. (2003). Character Building I: “Relasi Dengan Diri Sendiri”. Elex Media Komputindo. Jakarta. hal 54-57)

Tambahan

1. Kecerdasan naturalistik

Adalah kecerdasan yang berhubungan dengan alam: memelihara dan informasi yang terkait ke salah satu lingkungan alami. Jenis kecerdasan ini bukan bagian asli dari Gardner teori Multiple Intelligences, tapi ditambahkan di teorinya pada tahun 1997. Mereka yang itu dikatakan memiliki kepekaan yang lebih besar untuk alam dan tempat mereka di dalamnya, kemampuan untuk memelihara, dan lebih mudah dalam merawat, menjinakkan dan berinteraksi dengan hewan. Mereka mungkin juga dapat melihat perubahan dalam fluktuasi cuaca atau serupa dalam lingkungan alam mereka. Mereka juga pandai mengenali dan mengklasifikasi spesies yang berbeda. Mereka harus menghubungkan pengalaman baru dengan pengetahuan sebelum benar-benar belajar sesuatu yang baru. Tipe “Naturalis” belajar paling baik jika subjek melibatkan pengumpulan dan analisis, atau terkait erat dengan sesuatu yang menonjol di alam, mereka tidak menikmati belajar tanpa koneksi dengan alam. Tipe naturalistik lebih banyak belajar melalui berada di luar rumah atau di jalan (kinestetik). Teori di balik kecerdasan ini sering dikritik, sangat mirip dengan spiritual atau kecerdasan eksistensial, seperti yang dilihat oleh banyak orang sebagai tidak menunjukkan intelijen melainkan minat. Namun, hal itu tetap merupakan kecerdasan yang sangat diperlukan bagi manusia yang hidup hampir seluruhnya dari alam seperti beberapa penduduk pribumi.

2. Kecerdasan eksistensial

Adalah kecerdasan yang berhubungan dengan proses penciptaan kehidupan. Kecerdasan yang menjawab keberadaan makhluk hidup di dunia, dan bagaimana terjadi proses kehidupan. Kecerdasan ini sering dikaitkan dengan teologi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Riska Ayudya Pratiwi. Design By: SkinCorner